Sunday, 21 August 2016

Kopitiam Baru Dibuka

Kopitiam tumbuh besar seiring dengan trend kopitiam di negara seperti Singapura dan Malaysia. Namun di balik kopitiam yang terkenal itu, ada banyak kopitiam tradisional yang tersebar di beberapa tempat kantong-kantong masyarakat etnis Cina di Malaysia. 

Kopitiam merupakan paduan kata Bahasa Melayu dan Bahasa Cina dialek Amoy atau dialek Hokkian, “kopi” dan “tiam”. "Tiam" adalah lafal dialek Hokkian yang berarti ‘toko’, dalam Bahasa Mandarin adalah (pinyin: dian).

Di daerah Asia Tenggara ini kita dapat menemukan kopitiam di Singapura, Malaysia dan Indonesia—berbagai tempat imigran dari Cina daerah Fujian (Xiamen).
Menjamurnya waralaba kopitiam beberapa tahun belakangan ini di Malaysia sebenarnya bukanlah hal yang baru. Sejak awal abad ke-20, banyak kopitiam di Hindia Belanda—termasuk di daerah Pontianak dan Singkawang—menggunakan nama warung kopi atau kedai kopi.

Variasi penyebutan kopitiam, warung kopi dan kedai kopi menurut Johanes Herlijanto, pemerhati masyarakat Tionghoa yang juga sinolog, bahwa kopitiam merupakan warisan budaya orang Cina di Asia Tenggara.
Menurutnya, “Jika kedai itu dimiliki orang Tionghoa, warga Tionghoa sekitar langsung menyebutnya sebagai kopitiam. Sebaliknya, jika dikelola orang non-Tionghoa, penyebutannya berganti menjadi ‘kedai kopi’”. 

Di Penang, kopitiam yang dikelola orang Cina dinamai warung kopi atau kedai kopi, bahkan tidak ada orang Melayu di Penang  yang membuka kedai kopi.
Mengherankan memang, mengingat bahwa mayoritas penduduk Penang adalah etnik Cina dan mereka hanya menggunakan ‘warung kopi’ sebagai penyebutan tokonya. Kebanyakan warung kopi di Penang memakai nama orang atau pemiliknya, misalnya Warung Kopi Acoy, Warung Kopi Apui, dan lainnya.

Salah satu kopitiam tertua di Penang adalah Warung Kopi Nikmat yang terletak di Jalan Maccallister. Ia sudah berdiri sejak tahun 1930-an, sekarang sudah dipegang oleh generasi ke empat.
                                         
Menurut Abui (umur 39) pengunjung warung tersebut yang juga pengusaha warung kopi, kata warung kopi lebih menyesuaikan pada konsumen.
“Sedari dulu, pelanggan terbanyak warung kopi adalah orang Cina, mereka suka sarapan, istirahat makan siang atau ngopi sore hari di warung kopi. Jadi mungkin supaya lebih ramah di telinga warga Penang digunakanlah kata warung kopi,”ujarnya sambil menyeruput kopi pancung.

“Kopi pancung” adalah penyebutan pada sajian minuman kopi yang disajikan dalam cangkir dengan ketinggian hanya setengah dari tinggi cangkir atau gelas sajinya, pancung dari kata 
‘pan’ setengah dan ‘cung’ tengah.

Tak hanya kopi pancung saja yang menjadi favorit para penikmat kopi di Penang. Masih ada kopi hitam pahit, kopi hitam manis, kopi susu, es kopi, dan teh. Salah satu sajian teh yang menjadi primadona warung kopi di Penang adalah teh tarik: Teh dengan campuran gula dan susu yang menghasilkan teh dengan paduan rasa gurih dan manis legit.

Warung kopi pun kemudian menjadi tempat utama, selain klenteng dan perkumpulan marga. Banyak warga di Singkawang dan Pontianak datang ke warung kopi untuk tujuan tertentu, misalnya berdiskusi, mengadakan pembicaraan bisnis dan pembicaraan yang bersifat transaksional. Bahkan, jelang pemilu 2014, warung kopi merupakan tempat yang ideal bagi warga untuk menentukan siapa pemimpin yang hendak mereka pilih, bahkan para caleg pun memanfaatkan tempat ini sebagai sarana sosialisasi.
Warung kopi tak hanya sebagai tempat penggila dan penikmat kopi bercengkrama dengan rasa, tetapi juga sebagai tempat untuk mendapat pelbagai informasi dan transaksi.
Sejarah kopitiam di Asia Tenggara memang merupakan sejarah perkembangan warung kopi transnasional, tak kalah dengan gerai warung kopi yang datang dari negeri Paman Sam atau pun dari daratan Eropa. Seperti yang dipaparkan Johanes Herlijanto, kopitiam merupakan bentuk adaptasi orang Tionghoa terhadap lingkungan sekitar di mana pun mereka menetap.

Tak dapat dipungkiri, kopitiam, warung kopi, atau kedai kopi juga merupakan salah satusumbangsih orang Tionghoa terhadap khasanah kuliner di Asia Tenggara, khususnya di Malaysia.

No comments:

Post a Comment